Garis lurus melewati titik (2,4) dan (4,a) dengan gradien 4. Berapakah nilai a?

Konsep gradien garis lurus dengan dua titik bisa diselesaikan lewat rumus tertentu. Dengan rumus tersebut, nilai a bisa ditemukan.


Konsep

Untuk rumus gradien jika diketahui dua titik, bentuknya seperti di bawah.



Kita akan menggunakannya sehingga bisa menemukan a dengan mudah. Masukkan nilai-nilai yang sudah diketahui dan kita bisa melakukan perhitungannya.

Soal

Langsung kita coba soalnya dan perhatikan bagaimana cara mengerjakannya, langkah-langkahnya seperti apa.


Soal :

1. Garis lurus melewati titik (2,4) dan (4,a) dengan gradien 4. Hitunglah nilai a!


Diketahui pada soal :
  • Titik pertama (2,4)
  • Titik kedua (4,a)
  • Gradien (m) = 4



Menentukan masing-masing komponen x dan y

Dari dua titik yang sudah diketahui, dibuat menjadi masing-masing komponen x dan y.
Maksudnya seperti ini.

Titik pertama (2,4), artinya :
  • x₁ = 2
  • y₁ = 4
Titik kedua (4,a) :
  • x₂ = 4
  • y₂ = a
Komponen-komponen inilah yang dimasukkan ke dalam rumus gradien.



Mencari nilai a

Sekarang masukkan nilai gradien dan masing-masing komponen x dan y ke dalam rumus di atas dan lakukan perhitungan selanjutnya sehingga bisa mendapatkan a.



  • Untuk menyederhanakan hitungan dan menghilangkan bentuk pecahan, kalikan silang antara 4 dan 2.
  • Sedangkan a-4 tidak perlu dikali silang karena tidak ada kawan.


  • -4 dipindah ke ruas kiri sehingga menjadi +4

Dan diperoleh nilai a = 12.

Jadi...
Seperti itulah mencari nilai a jika diketahui dua titik dan gradiennya.


Soal :

2. Sebuah garis lurus bergradien -3 melewati dua titik yaitu dan (a,10) dan (5,1). Hitunglah nilai a!


Caranya masih sama dengan soal pertama, rumus yang digunakan juga sama. 
Catat dulu data yang diketahui : 
  • Titik satu (a,10)
  • Titik dua (5,1)
  • Gradien (m) = -3



Menentukan masing-masing komponen x dan y

Tentukan komponen masing-masing titiknya.

Titik pertama (a,10), artinya :
  • x₁ = a
  • y₁ = 10
Titik kedua (5,1) :
  • x₂ = 5
  • y₂ = 1


Mencari nilai a

Setelah semua komponen diketahui, sekarang tinggal memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam persamaan atau rumus gradien.


  • Menghilangkan bentuk pecahan caranya dengan mengalikan silang antara -3 dan 5-a.
  • Sedangkan 1-10 dibiarkan saja karena tidak ada kawan untuk perkalian silang


  • 1-10 = -9
  • Mengalikan -3×(5-a) menggunakan sifat distributif
  • Semua bilangan di dalam kurung harus dikalikan dengan bilangan di luar kurung
  • Jadi, semua bilangan dalam kurung dikalikan dengan -3
  • -3×5 = -15
  • -3×-a = 3a



  • Kumpulkan suku yang tidak mengandung a di ruas kanan, sehingga dipindahkan -15 ke ruas kanan menjadi +15
  • Untuk mendapatkan a, bagi 6 dengan 3.

Hasilnya kita mendapatkan a = 2.
Inilah jawabannya.

Jadi...
Seperti itulah cara mendapatkan nilai suatu titik pada koordinat jika diketahui gradien dan dua titik yang dilewati sebuah garis lurus.

Ingat!
Ada tips penting di sini yaitu penggunaan perkalian silang yang sangat memudahkan perhitungan. Pahami caranya ya dan pasti membantu dibanyak perhitungan matematika.

Selamat belajar dan semoga membantu.

Baca juga ya :

Soal eksponen (perpangkatan) : 9x×9x=3x+1, berapakah nilai x?

Nilai x bisa diperoleh jika kita sudah menyeragamkan bilangan pokoknya. Yang mana sih bilangan pokok?


Ok perhatikan.
Misalkan ada bilangan 3², maka :
  • 3 adalah bilangan pokok
  • 2 adalah bilangan pangkat.
Bisa juga mengatakan bilangan pokok adalah bilangan yang ada di bagian bawah dan bilangan pangkat adalah bilangan yang ada di bagian atas.

Bagaimana, sudah mengerti sampai di sana?

Sekarang kita lanjutkan dengan contoh soal dan perhatikan bagaimana proses pengerjaan soal eksponen ya.

Soal


Soal :

1. Hitunglah nilai x dari persamaan eksponen berikut : 9x×9x=3x+1!


Baik, mari kita tuntaskan.




  • 9 diubah menjadi bentuk pangkat, yaitu 3²
  • Ketika 3² dipangkatkan lagi dengan x, maka pangkatnya dikali. Ini adalah sifat eksponen yang harus dipahami.



  • 3 pangkat 2x dikali dengan 3 pangkat 2x, maka pangkatnya dijumlahkan karena bilangan pokoknya sudah sama-sama 3
  • Sehingga menjadi 3 pangkat 4x. 
  • Ini juga menjadi salah satu sifat eksponen.


  • Karena bilangan pokok dari 3 pangkat 4x dan 3 pangkat x+1 sudah sama, kita tinggal menyamakan pangkatnya saja.
  • Jadi yang diambil pangkatnya saja karena bilangan pokok sudah sama.
Kemudian :
  • Kumpulkan suku yang mengandung x
  • Pindahkan x ke ruas kiri menjadi -x
  • Untuk mendapatkan x, maka 1 harus dibagi dengan 3.
Itulah nilai x.
Kita mendapatkan ⅓.


Soal :

2. Carilah nilai x dari persamaan : 9x+1 = 3x+2× 3!


Ayo kita lanjutkan ke soal nomor 2.
Caranya kurang lebih sama dengan soal pertama.



  • 9 diubah menjadi 3²
  • 3 sama dengan 3¹


  • 3² dipangkatkan lagi dengan x+1, maka pangkatnya dikalikan semua
  • 2 dikalikan dengan x+1
  • Sedangkan 3 pangkat x+2 dijumlahkan dengan 1.
  • Mengalikan 2 dengan (x+1), maka semua suku di dalam kurung dikalikan dengan 2.
    2 dikali dengan x dan 2 dikali dengan 1, sehingga menjadi 2x+2


  • Karena bilangan pokoknya sudah sama-sama 3, maka kita tinggal menyamakan pangkatnya saja.
  • 2x+2 = x+3
  • x dipindah ke ruas kiri menjadi -x
  • 2 dipindah ke ruas kanan menjadi -2
  • Di sini kita mengumpulkan suku-suku sejenis.
  • Suku yang mengandung x dikumpulkan menjadi satu sedangkan suku yang tidak mengandung x dikumpulkan di ruas kanan
Akhirnya kita mendapatkan nilai x = 1.

Seperti itulah cara mencari nilai x dari persamaan eksponen. Selamat mencoba dan semoga membantu ya!!
Semangat belajar terus!!


Baca juga ya :

Mengalikan pecahan campuran dengan bilangan bulat, contoh 3½ × 4!

Mengalikan suatu pecahan campuran dengan bilangan bulat bisa dilakukan dengan dua cara. Di sini akan dijelaskan langkah-langkahnya seperti apa dan perhatikan prosesnya biar bisa dimengerti.


Konsep yang digunakan

Berikut adalah cara mengalikan pecahan campuran dengan bilangan bulat.
  • Pertama, membuat pecahan campuran menjadi pecahan biasa lalu mengalikannya dengan bilangan bulat
  • Kedua, memecah pecahan campuran menjadi penjumlahan dan menggunakan sifat distributif untuk mendapatkan hasilnya.
Mungkin yang masih bingung cara kedua ya.
Ok...
Saya jelaskan lagi.

Misalnya ada pecahan campuran 2¼ × 3.
Langkahnya :
  • Pecah 2¼ menjadi 2 + ¼
  • Jika (2+¼) dikalikan dengan  3, maka masing-masing dikalikan 3.
  • 2 dikali dengan 3 dan ¼ juga dikali dengan 3, semua bilangan di dalam kurung dikalikan dengan 3.
  • Itulah maksudnya.
Terus ingat ya!!
2¼ artinya 2+ ¼
3⅔ artinya 3+

Soal

Sekarang kita kerjakan soalnya.


Soal :

1. Hitunglah hasil perkalian dari 3½×4!


Kerjakan satu per satu caranya.



Cara pertama

Kita ubah dulu pecahan campurannya menjadi pecahan biasa.


Masih ingat cara mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa?
  • 3½ menjadi ⁷∕₂


  • 2 dan 4 disederhanakan, sama-sama dibagi dengan 2
Dan kita mendapatkan hasilnya adalah 14.



Cara kedua

Sekarang masuk cara yang kedua, yaitu dengan memecah bentuk pecahan campuran menjadi satu bilangan bulat dan satu pecahan biasa.


  • 3½ = 3 + ½


  • Untuk membuka kurung, semua bilangan di dalam kurung harus dikalikan dengan bilangan di luar kurung
  • Bilangan di dalam kurung adalah 3 dan ½, sedangkan bilangan di luar kurung adalah 4.
  • Jadi, kalikan 3 dengan 4 dan kalikan ½ dengan 4 juga

Jawabannya adalah 14.
Hasilnya sama dengan cara pertama.


Soal :

2. Nilai dari 5¼×8 adalah...


Soal ini juga dikerjakan dengan dua cara.


Cara pertama

Ubah pecahan campurannya menjadi pecahan biasa.


  • Ubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
    5¼ menjadi ²¹∕₄


  • 4 dan 8 sama-sama disederhanakan, caranya membagi keduanya dengan 4.
  • 4 dibagi 4 menjadi 1
  • 8 dibagi 4 menjadi 2

Diperoleh hasilnya adalah 42. 


Cara kedua

Untuk cara ini adalah pemecahan dari pecahan campurannya, menjadi bilangan bulat dan pecahan biasa.




Hasilnya juga sama, yaitu 42.

Nah...
Seperti itulah cara mengalikan sebuah pecahan campuran dengan bilangan bulat. Semoga membantu ya...

Baca juga ya :

Hasil dari akar 0,0625 adalah...

Mencari akar dari bilangan desimal bisa dengan mengubahnya menjadi bentuk pecahan. Bentuk pecahan membuat perhitungan lebih sederhana.

Kalau sudah  sederhana, lebih cepat dikerjakan.


Sekilas soalnya terlihat rumit ya?
Tapi tenang dulu...
Kita bisa menuntaskannya kok dengan mudah.

Konsep soal

Sebelum masuk ke contoh soalnya, kita perhatikan dulu konsep apa yang digunakan sehingga memudahkan perhitungan.

Langkahnya adalah :
  • Bentuk desimal diubah menjadi pecahan.
  • Inlah kunci memecahkan soal ini.
Setelah berbentuk pecahan, perlu dipahami sifat akar seperti di bawah.




Perhatikan bentuk yang di sebelah kiri, kedua pecahan ada di dalam akar.
Bentuk seperti ini bisa diubah, masing-masing pembilang dan penyebut mendapatkan akarnya masing-masing.

Sifat inilah yang memudahkan kita dalam perhitungan mencari akar bilangan desimal.

Soal

Ok...
Sekarang kita coba contoh soalnya agar semakin paham.

Soal :

1. Hasil dari √(0,0625) adalah...


Kita ubah soalnya menjadi bentuk pecahan dulu.



  • 625 dibagi dengan 10000, karena ada 4 angka di belakang tanda koma. Sehingga harus dibagi dengan bilangan yang mempunyai 4 angka nol, yaitu 10.000
  • Sekarang masing-masing pembilang dan penyebut mendapatkan akarnya


  • akar 625 adalah 25
  • akar 10000 adalah 100

Nah...
Itulah hasilnya, yaitu 0,25.


Soal :

2. Nilai dari  √(1,44) adalah...


Caranya sama dengan soal pertama, kita ubah dulu bentuk bilangan desimal di atas menjadi pecahan.


  • 1,44 memiliki dua angka di belakang koma, yaitu 44.
  • Karena ada dua angka di belakang koma, maka harus dibagi dengan bilangan yang memilliki dua nol, yaitu 100



  • 144 dan 100 masing-masing mendapatkan akar
  • Akar 144 adalah 12
  • Akar 100 adalah 10

Hasilnya adalah 1,2.



Soal :

3. Tentukan hasil dari  √(0,25) !


Seperti biasa kita ubah menjadi bentuk pecahan dulu.




Nah...
Hasilnya adalah 0,5.




Cara lain

Soal ini bisa dikerjakan dengan cara lain seperti di bawah.


  • 25/100 disederhanakan menjadi 1/4
  • Sehingga kita mendapatkan hasil akar 1/4 adalah 1/2

½ jika diubah menjadi desimal menjadi 0,5.

Jadi...
Ada beberapa alternatif untuk mengerjakan soal seperti ini.
Semoga membantu ya...

Baca juga ya :

Untuk membuat 30 kue diperlukan 6 kg tepung. Berapa tepung yang diperlukan untuk membuat 100 kue?

Ini adalah soal perbandingan dan ada dua cara utama untuk mendapatkan jawabannya. Caranya sangat mudah lho.

Ayo kita kerjakan.




Soal

Ok...
Kita langsung ke contoh soalnya saja ya. Di sana akan dijelaskan secara detil bagaimana mendapatkan jawabannya.


Soal :

1. Untuk membuat 30 kue diperlukan 6 kg tepung. Berapakah tepung yang diperlukan untuk membuat 100 kue?


Kita bisa mengerjakan soalnya dengan dua cara.


Cara pertama

Kita kerjakan berdasarkan data yang ada pada soal.
  • Untuk membuat 30 kue diperlukan 6 kg tepung
Nah...
Dari sini kita bisa cari dulu berapa kue yang dihasilkan dari 1 kg tepung.

30 kue → 6 kg tepung
  • Untuk mendapatkan banyaknya kue yang dihasilkan dari 1 kg tepung, maka kita bagi 30 dengan 6
  • Mengapa dibagi 6?
    Karena 6 adalah angka dari banyaknya tepung yang diperlukan. Agar 6 kg menjadi 1 kg, kita harus membaginya dengan 6.
    Sehingga 30 kue juga harus dibagi 6.
30 kue = 6 kg tepung

³⁰∕₆ kue = ⁶∕₆ kg tepung

5 kue = 1 kg tepung

Diperoleh 1 kg tepung bisa membuat 5 kue.



Sekarang datanya adalah :
  • 1 kg tepung → 5 kue
Berarti untuk membuat 100 kue, kita harus membagi 100 kue dengan banyaknya tepung yang dihasilkan 1 kg tepung.

Banyak tepung yang diperlukan = 100 kue ÷ 5 kue
Banyak tepung yang diperlukan = 20 kg tepung

Jadi...
Banyak tepung yang diperlukan untuk membuat 100 kue adalah 20 kg.



Cara kedua

Ok...
Sekarang kita gunakan cara perbandingan.

Dari soal diketahui data :
  • 30 kue → 6 kg tepung
  • 100 kue → n kg tepung
Kita misalkan yang 100 kue banyak tepung yang diperlukan adalah n. 
  • 30 kue → 6 kg tepung
  • 100 kue → n kg tepung
Tetapi sebelum membuat perbandingan, perhatikan triknya.
Untuk bagian kiri harus dikumpulkan yang sejenis. Kalau kue, maka dibawahnya juga kue ya!
Lihat yang diwarna coklat.

Jangan diatasnya kue dibawahnya tepung.
Itu hasilnya salah nanti.

Bentuk di atas bisa dibuat menjadi perbandingan seperti di bawah.

  • Perhatikan perbandingan di atas, bagian kiri atas bawahnya kue
  • Sedangkan bagian kanan atas bawahnya banyaknya tepung dalam kg
Selanjutnya kita bisa hilangkan tulisan kue dan tepung untuk mempermudah perhitungan.

Langkah jitunya adalah :
  • Melakukan perkalian silang untuk menghilangkan bentuk pecahan.
  • Jadi kalikan silang 30 dengan n
  • Kalikan silang 100 dengan 6

30×n = 6×100

30n = 600
  • Untuk mendapatkan n, maka 600 harus dibagi dengan 30
n = 600 ÷ 30

n = 20 kg

Jadi...
Banyaknya tepung yang diperlukan untuk membuat 100 kue adalah 20 kg.

Hasilnya sama dengan cara pertama ya.


Soal :

2. Demi menempuh jarak 45 km diperlukan bahan bakar 3 liter. Berapakah jarak yang ditempuh jika ada 5 liter bahan bakar?


Masih menggunakan cara yang sama dengan soal pertama. Soal ini bisa dikerjakan dengan dua cara.



Cara pertama

Data pada soal :
  • 45 km ditempuh dengan 3 liter
Berarti kita cari dulu 1 liter bisa menempuh berapa km.

1 liter = 45 km ÷ 3 liter
1 liter = 15 km

Untuk bahan bakar 1 liter bisa menempuh jarak 15 km.



Sekarang ditanya berapa jarak yang ditempuh oleh 5 liter bahan bakar.

1 liter bisa 15 km

Untuk 5 liter jarak tempuhnya adalah
= 5 liter × 15 km
= 75 km

Nah...
Jika ada 5 liter bahan bakar, jarak yang bisa ditempuh adalah 75 km.



Cara kedua

Tulis semua data seperti di bawah :
  • 45 km → 3 liter
  • n km → 5 liter
Perhatikan...
Yang di bagian kiri kita tulis dengan jarak tempuhnya berapa km ya.
Atas km bawah juga harus km. Jangan sampai tercampur dengan liter.

Sedangkan di bagian kanan atas dan bawahnya adalah liter.

Bentuk di atas bisa diubah menjadi perbandingan.


Sekarang terapkan trik cepatnya, yaitu perkalian silang.
  • Kalikan 45 dengan 5
  • Kalikan 3 dengan n
45×5 = 3×n

225 = 3n
  • Untuk mendapatkan n, bagi 225 dengan 3
n = 225 ÷ 3
n = 75 km

Jadi...
Dengan 5 liter bahan bakar bisa menempuh jarak 75 km.

Itulah caranya.
Semoga membantu ya...


Baca juga ya :

Hitunglah nilai x pada persamaan : ⅔x = 6

Soal ini dikenal dengan sistem persamaan linear satu variabel. Karena hanya melibatkan satu variabel saja, yaitu x.

Masih ingat apa itu variabel?


Variabel adalah huruf-nya. 
Itulah langkah mudah menentukan variabel. Sebenarnya, variabel berarti komponen suatu persamaan yang nilainya belum pasti. Bisa diubah-ubah sesuai dengan nilai yang diinginkan.

Soal

Ayo cari jawaban dari soalnya.


Soal :

1. Hitunglah nilai x pada persamaan : ⅔x = 6!


Kita bisa mengerjakan soal ini dengan menggunakan dua cara. Nah, keduanya akan kita bahas pada artikel ini.



Cara pertama

Dengan menggunakan prinsip perkalian biasa, kita bisa mendapatkan nilai x.

⅔x = 6

⅔ × x = 6
  • Untuk mendapatkan x, maka ⅔ dipindah ke ruas kanan dan menjadi pembagi
  • Atau bisa juga diasumsikan, jika ingin mendapatkan x, maka 6 dibagi dengan ⅔
x = 6 ÷ ⅔
  • Ketika dibagi dengan pecahan, maka tanda bagi diubah menjadi perkalian
  • Dan pecahan di belakang tanda bagi ditukar posisinya, dari ⅔ menjadi ³∕₂
x = 6 × ³∕₂
  • 6 bisa ditulis menjadi ⁶∕₁

x = ⁶∕₁ × ³∕₂
  • Kalikan pembilang dengan pembilang, 6 × 3 = 18
  • Kalikan penyebut dengan penyebut, 1 × 2 = 2
Sekarang bentuknya menjadi :

x = ¹⁸∕₂
  • ¹⁸∕₂ artinya sama dengan 18 dibagi dengan 2
x = 9.

Jadi, nilai x adalah 9.



Cara kedua

Kita akan mengalikan kebalikan dari koefisien x, sehingga x-nya langsung menjadi 1.
Maksudnya bagaimana?

Ayo perhatikan.

  • Koefisien dari x adalah ⅔
  • Sekarang kita kalikan ⅔ dengan kebalikannya, yaitu ³∕₂.
  • Kita kalikan ³∕₂ di ruas kiri dan kanan, tidak boleh hanya di satu sisi saja. Harus keduanya ya!



Hasilnya seperti ini.
  • 3 dikali dengan 2 menjadi 6 (pembilang dengan pembilang)
  • 2 dikali dengan 3 menjadi 6 (penyebut dengan penyebut)
  • Untuk ruas kanan, kalikan 6 dengan 3 menjadi 18, sedangkan 2 tetap karena tidak ada kawan.


  • 6/6 artinya 6 dibagi 6 = 1
  • 18/2 artinya 18 dibagi 2 = 9.
Hasilnya sama dengan cara pertama.
Kita dapatkan x = 9.


Soal :

2. Carilah nilai x pada persamaan : ⅔x = ¼x + 5!


Kalau soalnya seperti ini, langkahnya bagaimana?
Kumpulkan dulu semua variabel x di ruas kiri.

  • Kumpulkan variabel x di ruas kiri
  • Jadi pindahkan ¼x ke ruas kiri menjadi -¼x (tanda berubah dari plus menjadi minus karena berpindah ruas)


  • Samakan penyebut kedua pecahan agar bisa dikurangkan.
  • Untuk mendapatkan x, maka 5 harus dibagi dengan 5/12


  • Saat dibagi pecahan, tanda bagi diubah menjadi kali dan pecahan di belakang tanda bagi ditukar angkanya atau dibalik.
  • Kedua angka 5 bisa dicoret karena posisinya pada pembilang dan penyebut


Nilai x = 12.

Baca juga ya :

Mencari hasil (³∕₂÷¹∕₄)÷½ = ...

Mengerjakan soal seperti di atas, kita harus menggunakan aturan perhitungan ketika ada lebih dari satu operasi matematika.


Konsep soal

Karena operasi matematika yang ada pada soal hanya pembagian, tetapi dua kali, kita gunakan aturan yang lain.
  • Kerjakan yang di dalam kurung lebih dulu
Nah...
Inilah aturannya. 

Kita harus mengerjakan yang di dalam kurung lebih dulu sebelum mengerjakan yang lainnya. Bagaimana, mudah bukan??

Terus...
Untuk pembagian dengan pecahan bagaimana?
Silahkan baca di sini yang untuk lebih lengkapnya : Trik Pembagian oleh Pecahan, Contoh 1 : 1/10.

Soal

Sekarang kita coba soalnya.


Soal :

1. Hitunglah hasil dari (³∕₂÷¹∕₄)÷½ = ...


Ok...
Mari kita kerjakan.

= (³∕₂÷¹∕₄)÷½
  • Kita kerjakan yang di dalam kurung dulu
= (³∕₂×⁴∕₁)÷½
  • Ketika dibagi dengan pecahan, tanda pembagian diubah menjadi perkalian
  • Pecahan di belakang tanda bagi, ditukar posisinya. Yang awalnya ¹∕₄ menjadi ⁴∕₁.
Kemudian :
  • Kalikan pembilang dengan pembilang, yaitu 3 dikali dengan 4 menjadi 12.
  • Kalikan penyebut dengan penyebut, yaitu 2 dikali dengan 1 menjadi 2
= (¹²∕₂)÷½
  • ¹²∕₂ artinya sama dengan 12 dibagi 2, hasilnya 6.
= 6÷½
  • Ingat lagi!
    Ketika dibagi dengan pecahan, tanda bagi diubah menjadi kali dan pecahan di belakang tanda bagi ditukar posisinya.
  • ½ menjadi ²∕₁
= 6×½
  • 6 langsung dikalikan saja dengan 1 (pembilang)
  • Sedangkan 2 tetap karena tidak ada kawan.
= ⁶∕₂
  • ⁶∕₂ artinya 6 dibagi dengan 2, hasilnya 3.
= 3.

Jadi...
Inilah jawaban yang diminta, yaitu 3.


Soal :

2. Berapakah hasil dari ²∕₃÷(¹∕₄÷³∕₅) = ...


Langkahnya masih sama dengan soal pertama. 
Selalu kerjakan yang di dalam kurung.

²∕₃÷(¹∕₄÷³∕₅)
  • Ketika membagi pecahan, tanda bagi diubah menjadi kali dan pecahan di belakangnya ditukar posisinya.
  • ³∕₅ menjadi ⁵∕₃
²∕₃÷(¹∕₄×⁵∕₃)
  • Kalikan pembilang dengan pembilang, yaitu 1 dengan 5 menjadi 5
  • Kalikan penyebut dengan penyebut, yaitu 4 dengan 3 menjadi 12
²∕₃÷(⁵∕₁₂)
  • Tanda kurung boleh dihilangkan karena sudah tidak ada operasi lagi di dalamnya
²∕₃÷⁵∕₁₂
  • Sekarang kita bertemu lagi dengan pembagian pecahan
  • Ingat lagi langkah-langkahnya
  • Tanda bagi diubah menjadi perkalian dan pecahan di belakangnya ⁵∕₁₂ ditukar menjadi ¹²∕₅
²∕₃×¹²∕₅
  • Kalikan pembilang dengan pembilang, yaitu 2 dengan 12 menjadi 24
  • Kalikan penyebut dengan penyebut, yaitu 3 dengan 5 menjadi 15
= ²⁴∕₁₅
  • Sederhanakan bentuk di atas, caranya membagi keduanya dengan 3
  • 24÷3 = 8
  • 15÷3 = 5
= ⁸∕₅
  • Karena pembilangnya lebih besar dari penyebut, kita ubah pecahan di atas menjadi pecahan campuran.
= 1³∕₅.

Nah...
Inilah jawaban yang dicari.

Kesimpulan

Saat mengerjakan soal yang melibatkan lebih dari satu operasi matematika, kita harus memahami aturan-aturan yang berlaku.
  • Kerjakan yang di dalam kurung pertama kali
  • Setelahnya kerjakan perpangkatan
  • Lakukan perkalian atau pembagian
  • Terakhir kerjakan penjumlahan atau pengurangan

Itulah aturan yang harus dipenuhi untuk menjawab soal hitung campuran.

Kemudian jangan lupa ketika membagi suatu bilangan dengan pecahan. Langkahnya sangat sederhana.
  • Ubah tanda bagi menjadi perkalian
  • Pecahan di belakang tanda bagi diubah atau ditukar angkanya.
Setelah itu kalikan biasa dan hasilnya bisa diperoleh.
Selamat belajar dan semangat mencoba ya!!


Baca juga ya :