Juring bersudut 30⁰ memiliki luas 45 cm², maka luas juring yang sudut pusatnya 50⁰ adalah...

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban soal ini. Kita coba satu per satu dan bandingkan cara mana yang paling disukai ya...


Tetapi, kita harus tahu dulu rumus mencari luas juring. Rumusnya tidak rumit kok, bisa dihafalkan dengan mudah.

Rumus luas juring

Rumus mencari luas juring adalah...




Nah...
Itulah rumusnya...
Sekarang kita bisa masuk ke soalnya.

Contoh soal

Mari lihat soalnya.


Soal :

1. Juring dengan sudut pusat 30⁰ luasnya 45 cm², hitunglah luas juring yang sudut pusatnya 50⁰...


Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada dua cara yang bisa dilakukan. Kita akan bahas keduanya, perhatikan ya!!


Cara pertama

Untuk cara yang pertama, kita akan mencari luas lingkarannya dulu. Karena pada rumus luas juring ada luas lingkaran.

Inilah yang dicari dulu.



Mencari luas lingkaran

Pada soal diketahui data :
  • Sudut pusat juring 30⁰ luasnya 45 cm²
  • Inilah data yang akan digunakan untuk mendapatkan luas lingkaran, karena diketahui sudut pusat dan luas juringnya.


  • Masukkan luas juring = 45
  • sudut pusat juring = 30


  • Sederhanakan 30 dan 360, keduanya sama-sama dibagi 30



  • Untuk mendapatkan luas lingkaran, 45 harus dibagi dengan 1/12
  • Tanda bagi berubah menjadi kali dan pecahan 1/12 dibalik menjadi 12/1

Dan kita mendapatkan luas lingkaran yaitu 540 cm²



Mencari luas juring sudut pusat 50

Sekarang kita bisa mencari luas juring yang sudut pusatnya 50⁰ karena luas lingkaran sudah diketahui.



  • Masukkan sudut pusat juring = 50
  • ganti luas lingkaran dengan 540 (sesuai hasil perhitungan sebelumnya)

Diperoleh luas juring dengan sudut pusat 50⁰ sebesar 75 cm².
Nah selesai...

Itulah cara yang pertama...
Yaitu menggunakan rumus luas juring dan kita harus mencari luas lingkarannya lebih dulu. Perhatikan langkah-langkahnya ya!!


Cara kedua

Cara yang kedua, kita tidak akan menggunakan rumus luas juring, melainkan menggunakan perbandingan.

Masih ingat dengan topik ini?
Ok mari lihat lagi data pada soal.
  • Sudut pusat juring 1 adalah 30⁰
  • Luas juring 1 adalah 45 cm²
  • Sudut pusat juring 2 adalah 50⁰

Yang ditanyakan : luas juring 2....?

Perbandingan yang digunakan seperti ini.



  • Masukkan data-data di atas ke dalam rumus perbandingan



  • Kalikan silang 30 dengan luas juring 2
  • Kalikan silang juga 50 dengan 45
  • Sehingga kita tidak punya bentuk pecahan lagi.

Untuk mendapatkan luas juring 2, maka 2250 harus dibagi dengan 30.
Hasilnya 75 cm².

Nah, hasilnya sama bukan dengan cara pertama??
Mau pilih yang mana?
Silahkan gunakan yang paling disukai!!


Baca juga ya :

Perbandingan buku A dan B adalah 3 : 1. Jika A memiliki 28 lebih banyak, berapakah banyak buku masing-masing?

Jika diketahui memiliki buku lebih banyak atau lebih sedikit, ada konsep menarik di sini. Konsep ini membuat perhitungan menjadi lebih cepat.


Konsep

Ok...
Kita masuk ke konsep soalnya dulu.

Dalam soal ada kalimat kunci "memiliki 28 lebih banyak".
Ini artinya apa?

28 adalah selisih buku mereka.

Nah...
Ketika tahu bahwa itu selisihnya, mengerjakan soal perbandingan jauh lebih cepat.

Jelas ya?
Nanti kita akan gunakan dua cara, yaitu cara biasa dan cara "n".
Silahkan pilih mana yang lebih disukai.

Contoh soal

Soalnya sebagai berikut.


Soal :

1. Perbandingan buku A : B adalah 3 : 1. Jika A memiliki buku 28 lebih banyak, berapakah buku masing-masing?


Diketahui :
  • Perbandingan A : B = 3 : 1
  • Buku A 28 lebih banyak dari buku B

Cara pertama

Cara yang pertama adalah menggunakan cara biasa yang diajarkan di sekolah. Yaitu membandingkan yang dicari dengan yang diketahui.

  • Buku A 28 lebih banyak dari B.
  • Ini artinya selisih buku keduanya adalah 28.

Berarti yang diketahui pada soal ini adalah selisih bukunya, yaitu 28.
  • Kemudian, karena diketahui selisih, perbandingannya juga dicari selisihnya
  • Perbandingannya dikurangkan
  • Selisih perbandingan = 3 - 1
    = 2.
Ingat ya!
Perbandingan A : B = 3 : 1
  • Perbandingan A = 3
  • Perbandingan B = 1


Mencari buku masing-masing

Jadi...
Kita sudah mendapatkan data penting.
  • Buku yang diketahui adalah selisih = 28
  • Perbandingan yang diketahui adalah selisihnya juga, yaitu mengurangkan perbandingan A dan B, 3-1 = 2



Jadi, rumusnya seperti di atas.
  • Kita mau mencari banyak buku A, berarti tulis perbandingan A di bagian atas atau pembilang
  • Untuk perbandingan diketahui, adalah selisihnya. jadi kurangkan kedua perbandingan
  • Buku yang diketahui adalah selisihnya, jadi kita kalikan dengan selisih buku


  • 2 dan 28 disederhanakan, sama-sama dibagi 2
Dan kita mendapatkan banyak buku A, yaitu 42.




Sekarang mencari buku B.




  • Perbandingan yang dicari adalah perbandingan B, nanti diganti 1
  • Perbandingan diketahui adalah selisihnya, karena pada soal diketahui banyak selisih buku
  • Selisih buku tetap 28



Nah...
Kitapun mendapatkan buku B sebanyak 18.

Jadi...
Kita sudah mendapatkan banyak buku masing-masing.
Buku A = 42
Buku B = 14.




Cara kedua → Cara "n"

Cara ini agak sedikit berbeda, mari kita lihat.

Perbandingan A : B = 3 : 1
Artinya :
  • Perbandingan A = 3, banyak buku A sebenarnya adalah 3n
  • Perbandingan B = 1, banyak buku B sebenarnya adalah 1n

Inilah yang dimaksud cara "n", yaitu menambahkan "n" disetiap perbandingan yang ada



Mencari "n"

Kita cari "n" dulu.

Diketahui pada soal, selisih bukunya 28.
Ingat!
Selisih ini artinya sama dengan 28 buku lebih banyak.

Selisih buku = 28
Buku A - buku B = 28

  • Buku A = 3n
  • Buku B = 1n

Buku A - buku B = 28

3n - 1n = 28
  • 3n - 1n = 2n

2n = 28

  • Untuk mendpatkan n, bagi 28 dengan 2

n = 28 ÷ 2
n = 14.


Mencari buku masing-masing

Nilai "n" sudah diperoleh, sekarang kita bisa mendapatkan buku masing-masing.

Banyak buku A.
Buku A = 3n
Buku A = 3×n
  • n = 14 (dari hasil perhitungan di atas)
Buku A = 3×14
Buku A = 42


Banyak buku B.
Buku B = 1n
Buku B = 1×n
  • n = 14
Buku B = 1×14
Buku B = 14


Jadi...
Buku A = 42
Buku B = 14

Hasilnya sama dengan cara pertama bukan?
Silahkan pilih mana yang lebih disukai.



Baca juga ya :

Adi mempunyai 100 roti dan Dina 88 roti. Berapa banyak roti yang diberikan Adi ke Dina agar roti mereka sama banyak?

Pernah berjumpa soal seperti ini?
Masih bingung menjawabnya?


Nah...
Jangan khawatir ya!!

Kita akan bahas sampai tuntas...

Contoh soal


Soal :

1. Adi mempunyai 100 roti dan Dina 88 roti. Berapa banyak roti yang harus diberikan Adi ke Dina agar roti mereka sama banyak sekarang?


Ada dua cara yang bisa dicoba.


Cara pertama

Kita jumlahkan dulu roti Adi dan Dina. Setelah itu dibagi dua (karena ada dua orang)
Nah, inilah jumlah roti setelah Adi memberi ke Dina.

Ok...
Kita kerjakan satu per satu.

Roti Adi + roti Dina = 100 + 88
=188.



Sekarang bagi dengan dua jumlah rotinya.

= 188 ÷ 2
= 94

94 adalah banyak roti Adi dan Dina sekarang.




Roti Adi awalnya 100.
Sekarang menjadi 94.

Berarti ia memberikan roti ke Dina sebanyak :
= 100 - 94
= 6 roti.

Jadi...
Roti yang harus diberikan Adi ke Dina adalah 6.

Inilah cara pertama...




Cara kedua

Cara yang kedua jauh lebih cepat.
Kok bisa?

Ayo kita lihat!!

Roti Adi awalnya = 100
Roti Dina awalnya = 88.

Kita cari selisihnya roti keduanya.

= 100 - 88
= 12.




Sekarang bagi selisih rotinya dengan 2.

= 12 ÷ 2
= 6.

Nah...
6 adalah banyak roti yang harus diberikan Adi kepada Dina.
Mudah sekali kan?



Pembuktian!!


Ok...
Kita buktikan agar lebih paham.

Pada cara kedua kita memperoleh 6 roti yang diberikan Adi ke Dina.

Roti awal Adi = 100
Setelah diberikan 6 roti ke Dina, roti Adi menjadi
= 100 - 6
= 94.

Sekarang cari roti Dina.
Pada awalnya roti Dina = 88
Setelah mendapatkan 6 roti dari Adi, roti Dina menjadi 
= 88 + 6
= 94.

Nah...
Roti Adi dan Dina sekarang sudah sama bukan?
Sama-sama 94 roti.

Seperti itulah caranya...


Soal :

2. Toni memiliki 28 kartu dan Andi memiliki 76 kartu. Berapakah banyak kartu yang harus diterima Toni sehingga kartu mereka jumlahnya sama?


Ok...
Kita coba soal yang baru agar memperdalam pemahaman materi ini. Masih dua cara yang digunakan, sama seperti soal pertama.


Cara pertama → Menjumlahkan

Pada soal diketahui :
  • Kartu Toni = 28
  • Kartu Andi = 76

Jumlahkan kartu keduanya.

Kartu Toni + kartu Andi = 28 + 76
= 104



Bagi jumlah keduanya dengan 2, karena ada dua orang.

= 104 ÷ 2
= 52

52 adalah banyak kartu dari Toni dan Andi sekarang.
Inilah banyak kartu yang sama dari keduanya setelah Toni menerima dari Andi.




Langkah terakhir adalah mencari banyak kartu yang diterima Toni dari Andi.
  • Kartu Toni awalnya = 28
  • Kartu Toni setelah diberi oleh Andi = 52 
Untuk mendapatkan banyak kartu yang diterima Toni, kurangkan banyak kartu setelah diberi Andi dengan kartu mula-mula.

Kartu yang diterima Toni = 52 - 28
=24.

Nah...
Banyak kartu yang diterima Toni dari Andi adalah 24 buah.



Cara kedua → Mengurangkan

Sekarang cara yang kedua.
  • Kartu Toni saat awal = 28
  • Kartu Andi saat awal = 76

Kurangkan kedunya

Kartu Andi - kartu Toni = 76 - 28
= 48




Sekarang, bagi selisihnya dengan dua (karena ada dua orang)

= 48÷2
= 24.

Hasilnya sama dengan cara pertama ya!
Banyak kartu yang diterima Toni adalah 24.


Baca juga ya :

Apa artinya skala 1:500.000 pada peta?

Dalam sebuah peta akan tertulis yang namanya skala. Kehadirannya sangat penting karena memberikan informasi yang akurat mengenai ukuran dan jarak.


Ya...
Kita bisa mengetahui jarak antara tempat yang satu dengan tempat lainnya hanya dari peta.

Arti skala

Pengertian skala seperti ini.

Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya dan dihitung dalam satuan cm.

Ini yang perlu diketahui.
Perhitungan pada skala selalu menggunakan satuan cm. Dengan tahu ini, kita akan mudah melakukan perhitungan dan tidak terkecoh satuan.



Arti skala 1 : 500.000

Baik...
Sekarang kita lihat arti skala 1 : 500.000

Ingat pengertian di atas.
Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan atau pada permukaan bumi.

Sehingga skala 1 : 500.000 artinya :
  • 1 yang berwarna biru artinya 1 cm.
    Ini adalah jarak pada peta
  • 500.000 yang warna merah artinya 500.000 cm
    Ini adalah jarak sebenarnya

Dapat disimpulkan bahwa :
1 : 500.000 diartikan jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada jarak sebenarnya atau di permukaan bumi.

Nah seperti itulah artinya.

Mengapa dibuat skala?

Peta itu kecil, bahkan bisa digambar dalam kertas di buku pelajaran. Jika dibuat sesuai dengan aslinya, tidak bisa.
Diperlukan kertas yang super besar.

Kertas yang ukurannya sama dengan bumi.
Kurang praktis kan?


Mengecilkan gambar peta

Skala datang membantu.
Dengan membandingkan jarak sebenarnya, gambar bumi bisa dibuat menjadi lebih kecil, bahkan jauh lebih kecil.

Itulah mengapa kita bisa melihat peta di dalam buku.

Yuk lihat lagi skalanya.
1 : 500.000

Artinya 1 cm mewakili jarak 500.000 cm atau 5 km pada bumi.

Nah...
Jarak 5 km di bumi bisa dipendekkan menjadi 1 cm pada peta.
Tidak heran jika kita bisa mengecilkan ukuran peta.

Bahkan ada juga peta yang skalanya jutaan, semisal 1 : 2.000.000 dan sebagainya.



Gambar sama ukuran berbeda

Skala sama sekali tidak mengubah bentuk peta, yang diubah hanyalah ukurannya saja. Bentuk peta tetap seperti aslinya.

Yang berbeda hanyalah ukurannya.
Yang semula besar, bisa dibuat lebih kecil.

Satuannya selalu cm

Jangan lupakan ini ya.
Walaupun tidak tertulis pada skala, satuan yang digunakan dalam perhitungan selalu centimeter (cm). 

Ini sangat penting.
Terutama jika diketahui jarak sebenarnya dalam km.
Kita harus ubah dulu ke cm sehingga bisa mendapatkan skala atau jarak pada peta.

Mari lihat contoh soal berikut.

Soal :

1. Diketahui jarak pada peta sepanjang 5 cm sama dengan jarak 10km pada permukaan bumi atau jarak sebenarnya.
Hitunglah skala petanya!


Diketahui :
  • Jarak peta = 5cm
  • Jarak sebenarnya = 10 km
Jika ingin menghitung skala, maka kita membandingkan jarak peta dengan jarak sebenarnya.
Ketika satuan jarak sebenarnya masih km, kita tidak boleh memasukkannya ke dalam perbandingan.

Mengapa?
Karena dalam skala satuan yang digunakan adalah cm.

Sehingga :
  • Jarak peta = 5 cm
  • Jarak sebenarnya = 10 km = 1.000.000 cm

Setelah satuannya dalam cm, barulah kita hitung skalanya.



  • 5 dan 1.000.000 disederhanakan
    Sama-sama dibagi 5

Sehingga kita peroleh skalanya 1 : 200.000

Nah...
Seperti itulah skala ya.
Semoga membantu.


Baca juga ya :

Hitunglah nilai x dari ½(3x-3)=⅓(x+6)

Soal ini adalah model sistem persamaan linear satu variabel (SPLSV). Mengapa satu variabel? Karena hanya ada satu variabel saja, yaitu x.


Jangan bingung ketika melihat bentuk yang ada pecahan ya!
Santai saja.

Kita akan bahas sampai tuntas, cara apa yang digunakan dan bagaimana mendapatkan nilai x-nya.

Cara yang digunakan

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk memecahkan soal ini. Nanti bisa dipilih cara mana yang paling disukai.

Pertama!
Kita akan tetap menggunakan bentuk pecahan.

Kedua!
Kita akan menghilangkan bentuk pecahan.

Nah...
Sudah tidak sabar menjawab soalnya?
Mari lanjutkan!

Soal

Berikut adalah soalnya.


Soal :

1. Hitunglah nilai x pada persamaan berikut : ½(3x-3)=⅓(x+6)


Baik, kita mulai dari cara pertama.


Cara pertama

Kita biarkan soalnya dalam bentuk pecahan.
Dan pertama kali, bentuk kurungnya harus dibuka dulu.




  • Buka kurung masing-masing
  • ½ dikalikan dengan setiap suku di dalam kurung pada ruas kiri
    ½ dikali dengan 3x dan ½ dikalikan dengan -3
  • Untuk ruas kanan, ⅓ dikalikan dengan x dan ⅓ dikalikan dengan 6



  • Sekarang kita kumpulkan yang ada variabel x di ruas kiri.
    Berarti pindahkan ⅓x dipindah ke ruas kiri menjadi -⅓x (ketika pindah ruas maka tanda berubah)
  • Sedangkan -3/2 kita pindah ke ruas kanan sehingga menjadi +3/2



  • Samakan penyebut di masing-masing ruas
  • Ruas kiri penyebutnya 2 dan 3, berarti dijadikan 6.
  • Ruas kanan penyebutnya juga 2 dan 3, berarti dijadikan 6 juga.

Kemudian :
  • Untuk mendapatkan x, kita harus membagi 21/6 dengan 7/6



  • Sederhanakan
    Bagi 21 dan 7 masing-masing dengan 7
  • Bagi 6 dan 6 masing-masing dengan 6
Dan kitapun mendapatkan x = 3.

Itulah cara pertama, dengan tetap mempertahankan bentuk pecahan. Kita akhirnya mendapatkan nilai x = 3.


Cara kedua

Untuk cara yang ini, kita akan langsung menghilangkan bentuk pecahan demi mempercepat perhitungan.
Ketika pecahan hilang, soal menjadi tidak terlalu rumit.



Perhatikan soal di atas.
  • Ada dua bentuk pecahan, yaitu ½ dan ⅓
  • Penyebut masing-masing pecahan adalah 2 dan 3.
  • Kita cari KPK dari kedua penyebut itu, yaitu KPK dari 2 dan 3
  • KPK 2 dan 3 adalah 6.

Kemudian :
  • Kalikan 6 di kedua ruas

  • 6×½ = 3
  • 6×⅓ = 2
  • Untuk yang di dalam kurung tidak mengalami perubahan.

Nah...
Sekarang bentuk pecahan sudah hilang.



Selanjutnya, kita buka kurung di ruas kiri dan kanan.

3(3x-3) = 2(x+6)

  • Di ruas kiri
    Kalikan 3 dengan 3x dan kalikan 3 dengan -3
  • Di ruas kanan
    Kalikan 2 dengan x dan kalikan 2 dengan 6

9x-9 = 2x+12

  • Kumpulkan suku yang ada variabel x di sebelah kiri dan yang tidak ada variabel x di sebelah kanan.
  • Pindahkan 2x ke ruas kiri menjadi -2x
  • Pindahkan -9 ke ruas kanan menjadi +9

9x-2x = 12 + 9

7x = 21

  • Untuk mendapatkan x, bagi 21 dengan 7

x = 21 ÷ 7

x = 3.

Nah...
Hasilnya sama.

Jadi silahkan pilih mana yang disukai ya!

Baca juga ya :

Nilai p dari soal berikut adalah : p +0,35 = ½

Kita bisa menuntaskan soalnya dengan membuat seluruh soal menjadi bentuk desimal ataupun pecahan. Dan jawabannya juga bisa berbentuk pecahan atau desimal.


Soal

Baik...
Kita kerjakan soalnya.


Soal :

1. Jika p + 0,35 = ½, maka hitunglah nilai p!


Tulis lagi soalnya.

p + 0,35 = ½

  • Untuk mendapatkan p, maka ½ harus dikurangkan dengan 0,35

p = ½ - 0,35

  • Ubah 0,35 menjadi bentuk pecahan, yaitu = ³⁵/₁₀₀

p = ½ - ³⁵/₁₀₀

  • Samakan penyebutnya.
  • 2 bisa menjadi 100 dengan mengalikan 50





Menjadi desimal

Jawaban yang diperoleh bisa diubah menjadi dua bentuk, yaitu desimal dan pecahan paling sederhana. Kita ubah ke desimal dulu.

p = ¹⁵/₁₀₀

  • Dibagi 100 artinya ada dua angka di belakang tanda koma
  • Pembilang hanya ada dua angka saja, yaitu 15 (1 dan 5)
  • Jadi, di depannya harus diberikan tambahan angka 0.

p = 0,15

Inilah jawaban yang pertama.



Menjadi pecahan sederhana

p = ¹⁵/₁₀₀ bisa disederhanakan lagi.
Bagi pembilang dan penyebut dengan angka yang sama, yaitu 5.

p = ¹⁵/₁₀₀ 
  • 15 dibagi 5 = 3
  • 100 dibagi 5 = 20

Sehingga kita peroleh pecahan paling sederhananya adalah p = ³/₂₀.



Soal :

2. p - ¼ = ½, Hitunglah nilai p!


Masih menggunakan konsep yang sama. Di sini kita akan mencari nilai a menggunakan bentuk pecahan.

p - ¼ = ½
  • Untuk mendapatkan p, maka ½ harus dijumlahkan dengan ¼

p = ½+¼




  • Penyebut kedua pecahan adalah 2 dan 4.
  • KPKnya adalah 4.
  • Jadi ½ dikalikan dengan 2/2
  • Sedangkan 1/4 tetap, tidak perlu dikali lagi karena penyebutnya sudah 4.

Itulah jawaban pertamanya dalam bentuk pecahan.
p = ¾




Bentuk desimal


Sekarang ubah ¾ menjadi bentuk desimal.




  • Penyebutnya adalah 4.
  • Untuk menjadi desimal, maka penyebutnya harus menjadi 10 atau 100.
  • 4 bisa dijadikan 100 dengan mengalikan 25.
  • Kalikan pembilang dan penyebutnya dengan 25.

Kemudian :
  • Kita mendapatkan 75/100
  • Untuk mengubah ke desimal, berarti harus ada dua angka di belakang koma karena dibagi 100.

Sehingga desimalnya adalah 0,75.

Nah...
Itulah cara mencari nilai p dari masing-masing bentuk penjumlahan dan pengurangan pecahan.




Baca juga ya :

Trik mengakarkan 0,01

Bagi adik-adik yang masih bingung bagaimana cara mengakarkan bentuk desimal, di sini akan dijelaskan caranya ya.


Langkahnya sangat mudah lho.

Konsep

Sebelum mencoba soalnya, yuk lihat dulu konsep yang digunakan seperti apa. Kita akan menggunakan bentuk pengakaran pecahan.

Waduh, apaan ini?

Tenang...
Mudah kok dipahami.




Ketika ada pecahan yang diakarkan, maka pembilang dan penyebutnya bisa dipisah dan keduanya mendapatkan akar masing-masing.

Paham kan?
Inilah yang akan membantu kita dalam memecahkan persoalan akar berbentuk desimal.

Contoh soal

Sekarang kita coba contoh soalnya yuk.


Soal :

1. Hitunglah akar dua dari 0,01!


Mari kita tuntaskan...



  • 0,01 diubah dulu menjadi bentuk pecahan, yaitu 1/100



  • Sesuai konsep di atas, setiap pembilang dan penyebut mendapatkan akarnya masing-masing dan dipisah
  • Sehingga kita mendapatkan akar 1 dan akar 100 terpisah


  • Akar 1 adalah 1
  • Akar 100 adalah 10
  • Bentuk akar sudah hilang dan kita mendapatkan 1/10

1/10 diubah lagi menjadi bentuk desimal, yaitu 0,1.

Jadi akar 0,01 adalah 0,1.
Mudah sekali bukan?



Soal :

2. Carilah akar dari 0,49!


Masih menggunakan cara yang sama, kita ubah dulu bentuk desimalnya menjadi pecahan sehingga lebih mudah dikerjakan.




  • 0,49 diubah dulu menjadi bentuk pecahan, yaitu 49/100



  • 49 dan 100 masing-masing mendapatkan akar
  • Akar 49 adalah 7
  • Akar 100 adalah 10
  • Kita mendapatkan bentuk 7/10

7/10 bisa diubah menjadi bentuk desimal, yaitu 0,7.
Jadi, akar dari 0,49 adalah 0,7.



Baca juga ya :